Paphiopedilum

Paphiopedilum diambil dari bahasa Yunani paphius, nama lain dari Dewi Venus, dan pedilon yang berarti sepatu. Karena kecantikannya paphiopedilum diburu di alam untuk diperdagangkan. Khawatir punah, Convention on International Trade in Endangered Spesies (CITES) mengelompokkan anggrek kantung kedalam apendiks I. Artinya seluruh spesies paphiopedilum dilarang diperdagangkan kecuali hasil tangkaran.

Sebagian besar  Paphiopedilum tergolong anggrek terrestrial alias tumbuh di permukaan tanah atau sela-sela batu. Itulah sebabnya digunakan batu kerikil sebagai media tanam. Kerikil ditaburkan di sekeliling area perakaran. Agar tidak berceceran, digunakan cetakan dari gelas air mineral yang pinggirnya dibelah dan alasnya dipotong. Rongga-rongga di antara butiran kerikil memberikan ruang bagi pertumbuhan akar. Di sekeliling cetakan ditambahkan campuran paku andam, cacahan seresah daun bamboo, dan arang sekam. Setelah pot terisi media, cetakan diangkat.

Pemisahan kerikil dengan ketiga media lainnya dengan alasan ketiga jenis media itu rentan terkontaminasi npatogen seperti cendawan dan bakteri penyebab penyakit. Bagian anggrek yang rentan terkena penyakit adalah pangkal batang dan akar. Oleh sebab itulah perakaran tidak boleh bersentuhan langsung dengan campuran ketiga media itu. Jadi kerikil juga berperan melindungi pangkal batang dan perakaran.

Meski demikian, kombinasi keempat media itu bukanlah patokan mutlak. Yang penting bahan baku media tersedia melimpah. Paku andam dan cacahan seresah bamboo dipilih karena media tersebut lambat terurai. Dengan begitu, tak perlu repot-repot mengganti media, cukup diganti setahun sekali.

Sebelum dipindahkan ke media tanam, pastikan jumlah akar anggrek cukup banyak sehingga siap menyerap unsure hara. Anggrek direndam dahulu dalam larutan fungisida untuk mencegah tumbuhnya cendawan. Setelah dikeringkan, direndam dalam larutan B1 berdosis 1 cc/l untuk merangsang pertumbuhan akar. Anggrek kemudian ditanam pada campuran media arang, sekam, dan paku andam, tanpa pupuk. Tiga bulan berselang, anggrek siap dipindahkan ke media tanam utama.

Paphiopedilum lalu diletakkan di dalam rumah tanam dengan naungan shading net 70%. Artinya, intensitas cahaya mentari yang diterima tanaman hanya 30%. Setelah itu, pupuk cair berkadar N, P, dan K berimbang disemprotkan dengan interval sekali sepekan. Dan bisa juga ditambahkan larutan B1 dan fish emulsion berdosis 1 cc/l setiap dua pekan.

No comments:

Post a Comment