Drosera

Drosera indica dan D. burmannii banyak dijumpai di Sulawesi dengan habitat di wilayah yang basah.  Drosera indica berbatang tegak sehingga dapat mendukung daun yang panjangnya hingga 12 cm. Daun berwarna hijau kekuningan, jingga, atau merah dan dilapisi dengan banyak titik lem. Mangsa yang ditangkap umumnya golongan serangga terbang. 

D. burmannii, ukurannya sangat mini, diameter tajuk hanya sekitar 3 cm, dengan bentuk daun roset. Umumnya daun burmannii berwarna hijau kekuningan dan dilapisi tentakel merah.  Tentakel lengket D. burmannii dapat menekuk dengan cepat dan bisa memantul 180 derajat kurang dari 2 menit. Itu membuatnya menyandang sebutan Drosera bergeraqk tercepat. Mangsa yang ditangkap adalah serangga berjalan. Habitat burmannii tumbuh baik di daerah rendah dengan tanah berpasir yang berair sebagai tanaman semusim. Di alam tanaman ini berkembang biak melalui biji dan biasanya berkecambah pada musim hujan.

Drosera ditemukan hampir di seluruh benua. Mulai dari Alaska, Rusia dan Negara-negara Skandinavia di bagian utara hingga ujung selatan Chili, Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan Selandia Baru di belahan bumi bagian selatan. Drosera atau si embun matahari terdiri dari 188 spesies yang di bagi menjadi 6 kelompok. Drosera hijau tropis, berumbi, mini, hijau sedang, tahunan, dan dorman. 

Drosera hijau tropis merupakan kelompok terbesar yang terdiri dari 55 spesies drosera, yang tersebar sepanjang Asia Tenggara, Australia, Afrika dan Amerika.   Drosera berumbi terdiri dari 48 spesies dan tumbuh eksklusif di Australia.  Drosera kelompok ini memproduksi umbi di bawah tanah yang mampu membuat dorman selama musim panas. Drosera mini terdiri dari 48 spesies yang hanya tumbuh di Australia dan New Zealand. Kelompok ini dikatakan mini lantaran ukuranya kurang dari 2 cm. Drosera mini umumnya memiliki siklus pertumbuhan tahuan yang  menggabungkan periode dorman atau semidorman.

Drosera hijau terkenal di Amerika Utara, Eropa, Asia Utara, Amerika Selatan dan Australia. Kelompok ini terdiri dari 28 spesies, yang mengalami dormansi selama musim dingin. Drosera tahunan terdiri dari 8 spesies yang ditemukan di Indonesia.  Drosera dorman terdiri dari 7 spesies yang tumbuh eksklusif di Afrika Selatan. Drosera ini mempunyai bentuk daun dan akar tebal sehingga bisa selamat selama periode kering.

Di alam, semua tanaman karnivora ini tumbuh dari biji, berbunga pada umur 6 bulan pada musim hujan. Tanaman ini akan mati dalam 12 bulan jika kondisi kering. Drosera memiliki daun yang beragam, baik bentuk maupun ukuran. Daun dilengkapi kelenjar yang sangat kompleks yang meneteskan cairan lengket berlendir. Panjang daun antara 0,5 – 100 cm. Daun terbesar dimiliki oleh D. binata yang berfungsi menunjang petiol yang sangat panjang. Drosera terkecil adalah jenis mini roset yang berdiameter hanya 1 cm.

No comments:

Post a Comment